Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

4 dari 19 Pulau di Tanjabtim Tidak Terdaftar di Depdagri

Empat Pulau di Jambi Tak Terdaftar di Depdagri Sedikitnya empat dari 19 pulau kecil di wilayah pesisir pantai timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Provinsi Jambi yang tidak punya nama hingga kini belum terdaftar di Departemen Dalam Negeri Depdagri).



Karenanya Pemprov Jambi dan DPRD setempat akan mendaftarkannya ke Depdagri, kata Wakil Ketua Komisi I DPRD Provinsi Jambi, Sofyan Pangaribuan di Jambi, Senin (24/3/2008). Ke-19 pulau-pulau kecil itu, berada dalam tiga gugus Pulau Nipah, Pulau Berhala, dan Pulau Tujuh. Pulau-pulau kecil tersebut akan dikelola oleh Pemprov Jambi setelah DPRD setempat menyetujui Perda pengelolaan wilayah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil itu.
Kecuali Pulau Berhala yang kini masih dalam sengketa dengan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tidak masuk dalam pengelolaan Pemprov Jambi, karena pulau Berhala kini diambil alih pemerintah pusat atau dalam status quo.

Seharusnya Provinsi Jambi jangan mengabaikan empat pulau kecil yang tak punya nama itu tidak terdaftar di Depdagri, karena bisa menuai konflik di belakang hari dengan daerah tetangga.

Kalau hal semacam ini tidak kita perhatikan bisa menjadi sumber konflik baru dengan daerah tetangga, seperti Pulau Berhala meski pemerintah pusat sebelumnya memasukkan pulau itu dalam wilayah Jambi,

Pulau-pulau kecil itu memiliki strategis jika dilihat dari aspek teritorial berhadapan langsung ke Singapura dan Malaysia, sedangkan dari aspek ekonomi dan konservasi akan menjadi nilai tambah bagi daerah jika dikelola dan dimanfaatkan untuk wisata bahari dan wisata alam.

Wilayah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil yang merupakan jalur transportasi laut akan mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama ekspor dan impor barang. Wilayah daratan dan lautan Jambi tercatat seluas 53.435 Km2, meliputi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur seluas 12.993 Km2 dan garis pantai sepanjang 211,9 Km. n

Read More......

CALEG PARTAI INDONESIA SEJAHTERA (PIS) 33

Mohon Doa Dan Dukungan

September 2008, Secara mengejutkan saya diberi tawaran untuk menjadi Ketua Partai di daerah tingkat II, bukan apa- apa, saya harus mengakui bahwa saya minim pengalaman di politik praktis walau sebelumnya saya Pernah memimpin Organisasi ditingkat mahasiswa diantaranya : Ketua Pelajar Mahasiswa indonesia (KEPMI) Tanjabtim, Ketua Advokasi Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa Indonesia Sulawesi Selatan, Pjs Senat Fakultas syariah IAIN Jambi, Kordinator Shaf Hukum dan Politik HMI Cabang JAMBI.



Namun Hitung-hitung untuk memberikan pengabdian diri kepada masyarakat, menambah pengalaman dalam dunia politik dan kepedulian sosial serta daerah . saya menyatakan keinginan menerima dan siap merambah dunia politik di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi Indonesia. Saat ini saya sudah bergabung dengan Partai Indonesia Sejahtera (PIS) 33 .

Saya tak menampik jika keinginan merambah ke dunia politik sangat besar. Karna Saya ingin turut membangun dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah kedepan , tapi kalau mau membangun buat negara maka harus jadi seseorang seperti para tokoh Pembangun lain yang visioner, Revolusioner serta memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Jika Saya ditakdirkan untuk menjadi anggota dewan kenapa tidak, tapi tentunya harus ada dukungan dari pihak Masyarakat Tanjung Jabung Timur Khusus Dapil 1 Muara sabak timur.

Seperti halnya Caleg Partai lain saya harus menggunakan kesempatan dan kemampuan saya untuk mengabdi kepada rakyat dan ikut berkecimpung di dunia politik, , Syukur Alhamdulillah saya telah mendaftar dan terdafdtar menjadi caleg tetap (DCT) dari Partai Indonesia Sejahtera (PIS) 33, Tahun 2009-2014 .

Dalam momen ini pun, saya beranikan diri untuk tanpil karna sebagai tunas muda bangsa tentunya dan ketua partai tingkant II termuda di Indonesia saya dituntut untuk berkarya, berbuat menuju perubahan yg lebih baik , dan mengabdi kepada masyarakat.

Jika saya selaku Ketua Cabang Partai Indonesia Sejahtera (PIS) 33 Kabupaten Tanjung jabung timur Dipercaya oleh masyarakat Tanjung Jabung Timur Dapil Satu Muara Sabak Timur, Insya Allah dengan kebersamaan mari kita bangun daerah kita ini menuju masarakat yang sejahtera dengan Visi Kemandirian Ekonomi Rakyat. Tinggal kita lihat saja, bagaimana kelanjutan Dukungan Masyarakat terhadap Partai Indonesia Sejahtera (PIS) 33 dikancah politik Indonesia, khususnya di Kabupatn Tanjung Jabung Timur.

Read More......

Pendidikan Politik Tanggung Jawab Bersama

Kampanye untuk Pemilu Legislatif yang akan berlangsung pada tanggal 9 April 2009 telah dimulai sejak hari Sabtu tanggal 12 Juli 2008. Kampanye ini diikuti oleh 34 Parpol peserta Pemilu 2009.



Kampanye yang dimulai 9 bulan sebelum hari pemilihan ini diharapkan oleh berbagai pihak termasuk oleh pihak KPU dijadikan ajang oleh pihak Parpol, tidak hanya untuk melakukan sosialisasi tapi juga untuk melakukan pendidikan poltik kepada masyarakat.

Bisakah harapan untuk melakukan pendidikan politik yang bertujuan agar Pemilu 2009 bisa berlangsung dengan damai dan menghasilkan para wakil rakyat dan pemimpin yang absah dan berkualitas itu dibebankan kepada Parpol belaka.
Pengalaman demokrasi Indonesia yang sudah berjalan lebih dari 10 tahun menyatakan bahwa pekerjaan maha besar tersebut yaitu melakukan pendidikan politik yang masif kepada masyarakat Indonesia tidak bisa diserahkan hanya kepada Parpol saja.

Dalam sebuah diskusi yang diadakan Indonesian Research and Development Institute (IRDI) sekitar dua bulan yang lalu berkaitan dengan launching survey popularitas calon Presiden, pengusulkan agar pendidikan politik dilakukan oleh semua pihak termasuk oleh lembaga penelitian. Namun usulan ini ada yang memprotes, dengan berargumen jika tugas pendidikan politik adalah tugas dari Parpol semata dan oleh karena itu harus dibebankan kepadanya.

Tetapi harus disadari bahwa Parpol di Indonesia sudah sedari dulu tidak menjalankan fungsi-fungsinya seperti yang ditekankan oleh para ahli politik, seperti melakukan pendidikan politik, komunikasi politik dan penengah konflik; parpol di Indonesia hanya berperan sebagai alat pencari dan mengakumulasi kekuasaan belaka, oleh karena itu walau saat ini Parpol sudah diharuskan oleh Undang-undang No.2 Tahun 2008 tentang Parpol untuk melaksanakan pendidikan politik tetap saja penulis pesimis, Parpol akan menjalankan tugasnya untuk melakukan pendidikan politik dengan baik.

Oleh karena itu keadaan di Indonesia saat ini adalah keadaan yang tidak normal atau Force Major, sehingga tugas melakukan pendidikan politik tidak bisa diserahkan hanya kepada Parpol namun juga dilakukan oleh aktor lain.

Siapakah aktor tersebut ? Jawaban untuk pertanyaan ini saya kira sangatlah mudah, sejak 10 tahun lalu, demokrasi di Indonesia bertahan bukan karena kekuatan Parpol, tetapi karena kinerja Civil Society yang bekerja tanpa henti terutama di tingkatan akar rumput dalam menyebarkan nilai-nilai demokrasi.

Civil Society lebih efektif dalam melakukan pendidikan politik dikarenakan Civil Society tidak mengharapkan kekuasaan sementara Parpol di Indonesia setiap kerjanya ditujukan untuk memperoleh kekuasaan.

Yang termasuk civil society dalam hal ini adalah LSM, media, Ormas, termasuk juga lembaga penelitian dan lembaga pemantau independen. Kelompok civil society ini lah yang memiliki hak dan tanggung jawab dalam melakukan pendidikan politik menjelang berlangsungnya pemilu 2009.

Read More......

PEMILU DAN KESEJAHTERAAN

Setelah pemilu 2004 dan satu tahun berjalannya pilkada langsung, maka praktek proseduralisme demokrasi mulai dipersoalkan.



Beberapa pihak mengkritik pola dan bentuk pemilihan umum yang diklaim sebagai sistem yang demokratis. Beberapa catatan kritis dari persoalan pemilu dan pilkada selama ini adalah, pertama, pemilu dan pilkada cenderung memicu emosi di tengah masyarakat akibat nuansa kompetisi yang kuat.

Kecenderungan ini mendorong munculnya bentrokan dan anarkhisme massa. Kedua, pelaksanaan pemilu dan pilkada cenderung tidak memberikan dampak yang signifikan kepada pemilih (rakyat). Rakyat cenderung menyimpulkan bahwa ada dan tidaknya pemilu tidak memiliki pengaruh terhadap perbaikan kondisi kehidupan mereka. Artinya produk hasil pemilu (Baca; Pemimpin) tidak mampu memihak kepada nasib rakyat yang secara nyata telah memilih mereka. Dalam konteks inilah pemilu sebagai instrumen demokrasi dipersoalkan karena tidak memiliki dampak signifikan atas peningkatan kesejahteraan rakyat.

Pemilu dan pilkada selama ini dianggap hanya menghabiskan biaya yang sangat signifikan. Jusuf Kalla menyebut bahwa pemilu Indonesia paling boros di dunia karena menghabiskan hampir 50 milyar $. Belum lagi biaya yang dikeluarkan oleh para kandidat dalam rangka kampanye dan memberi dukungan. Namun di sisi lain, biaya yang keluar tersebut tidak memiliki dampak apa-apa atas kesejahteraan masyarakat. Alih-alih menjadi sejahtera, pasca pemilu dan pilkada, rakyat sepertinya justru tambah menderita seiring dengan naiknya harga berbagai macam makanan pokok.

Ada sesuatu yang paradoks ketika pemilu atau pilkada, yakni semua kandidat jor-joran menghabiskan dana untuk kampanye: Baliho, spanduk, iklan di TV dll namun di saat yang bersamaan rakyat yang akan memilihnya justru bingung dengan himpitan ekonomi yang semakin akut. Uang para kandidat dikeluarkan secara jor-joran untuk lobby dari hotel ke hotel, jamuan makan di sana-sini namun di saat yang bersamaan rakyat yang akan memilihnya justru terpaksa makan nasi aking. Inilah fenomena demokrasi yang kehilangan substansi.

Perdebatan tentang relasi demokrasi dengan kesejahteraan akhir-akhir ini semakin menghangat. Format demokrasi yang saat ini berlangsung di Indonesia secara normatif prosedural sudah patut dibanggakan. Beberapa pilar demokrasi seperti kebebasan pers, pemilu yang fair, reformasi birokrasi, otonomi daerah dll secara prosedural sudah terkonsolidasikan.

Pelaksanaan pemilu misalnya,Banyak pihak dari luar yang memberi apresiasi kepada Indonesia yang mampu melaksanakan pemilu 1999 secara demokratis tanpa ada insiden atau pertumpahan darah. Pemilu 2004 yang sekaligus memilih presiden secara langsung juga menjadi prestasi yang signifikan bagi demokrasi di Indonesia. Pasca pemilu 2004, dilanjutkan dengan serentetan pemilihan kepala daerah yang dilakukan dengan mekanisme pemilihan langsung.

Read More......

Generasi Muda

Generasi muda seharusnya mempunyai kesadaran bahwa siapa sesungguhnya dirinya, apa tujuan hidupnya ke 'depan', dan apa peranannya bagi bangsanya sendiri.



Dengan demikian ia akan sadar akan tugasnya sebagai tunas muda bangsa yang diharapkan mampu membawa pencerahan bagi kemajuan bangsanya, karena generasi yang baik adalah generasi yang tahu akan tugasnya sebagai elemen dari suatu bangsa yang pada dasarnya berusaha agar bangsanya keluar dari keterpurukan, pemiskinan dan pembodohan yang dapat dapat menghambat kemajuan suatu bangsa.

Generasi muda diharapkan menjadi generasi yang cerdas baik psikomotorik, emosional, dan religius serta kecerdasan lainnya yang tentunya diharapkan mampu memotivasi kreativitas dan usahanya dalam menggapai prestasi yang yang brilian agar menjadi generasi muda berkualitas.

Namun yang paling perlu dimiliki dan dikuasai yaitu kecerdasan emosional, spiritual dan kecerdasan intelektual di mana di dalamnya tertanam bagian penting dari suatu pola kehidupan yang dinamis. Generasi muda harus tahu dan sebagai makhluk yang diberikan kesempatan untuk mengusahakan dan memelihara bumi.

Demi kehidupan yang lebih baik, ia juga diharapkan mampu mengendalikan emosional dan tindakannya. Sebagaimana kita tahu bahwa emosi kawula muda gampang terombang-ambing dan bahkan bisa naik drastis yang tentunya bila tidak terkendali dapat berakibat buruk bagi kemajuan proses kedewasaan kaum muda tersebut dan moralitas suatu bangsa. Oleh sebab itu, diperlukan suatu usaha-usaha agar ia semakin dewasa dan matang emosinya serta perlu bekal ilmu pengetahuan yang cukup yang dapat dicari melalui pendidikan dan media lainnya seperti internet, televisi, buku pengetahuan dan lain sebagainya yang tentunya bersifat baik. Kecerdasan lainnya juga perlu menunjang di mana hal tersebut saling melengkapi dan membantu untuk menggapai kemakmuran bangsa.

Peranan generasi muda sangatlah penting bagi proses kemajuan suatu bangsa, karena merupakan cikal bakal pemimpin bangsa. Maka dari itu, generasi diharapkan membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan yang cukup agar bangsanya ke depan jauh lebih baik dari generasi sebelumnya. Hal tersebut memerlukan proses waktu yang lama untuk membentuknya, supaya tujuan yang diharapkan dapat terwujud.

Untuk mencapai hal di atas para generasi muda perlu menyiapkan diri dengan melakukan beberapa hal yaitu pertama, meninggikan setiap kecerdasan individu. karena setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda satu sama lainnya, namun hal itu bukan halangan untuk mencapai kemajuan bangsa, maka sudah seharusnya kecerdasan tersebut dapat dipergunakan tepat sasaran yaitu membangun masa depan bangsa.

Generasi muda jg harus mempunyai dan memiliki manajemen waktu yang baik. Kaum muda diharapkan mampu membagi waktunya dengan baik, tahu kapan ia harus belajar dan kapan ia harus berolahraga dan kegiatan lainnya dengan baik. Ia harus ingat pula bahwa apa yang yang ia lakukan tidak merusak masa depan dirinya sendiri dan masa depan bangsa sendiri mengomsumsi obat-obatan terlarang, miras, dan melakukan perbuatan asusila lainnya yang dapat menghancurkan masa depan generasi penerus bangsa tersebut.

generasi muda jg harus bisa berkreatisi. Orang yang kreatif adalah orang pandai menciptakan hal baru yang tidak terpikirkan oleh orang lain. Ia tidak suka membuat dirinya seperti orang lain dan tahu bahwa dirinya unik dan tidak perlu membuat dirinya seperti orang lain dan perlu diketahui bahwa kreatif itu bagus. Dengan demikian akan terhindar dari perbuatan yang dapat menghancurkan kreativitas anak bangsa dan belajar dari kesalahan untuk tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama.

Jangan lupakan wahai generasi muda, kemauan dan usaha keras. Tanpa hal tersebut, apa yang diinginkan akan menjadi sia-sia dan menjadi hampa. Maka dari itulah harus ada kemauan untuk melakukannya agar apa yang diharapkan dapat terwujud dan perlu mempunyai sikap berani gagal untuk melakukan kewajiban sebagai generasi penerus bangsa.

Read More......

KAWASAN TANJABTIM

Tanjab Timur Hampir 95 persen wilayah berada di ketinggian 0 - 3 meter dari permukaan laut. Hanya sebagian kecil wilayahnya, seperti Mendahara bagian selatan, Muara Sabak bagian selatan, Parit Culum, dan Dendang bagian selatan, yang memiliki ketinggian di atas 3 meter.



Tak mengherankan jika mayoritas wilayah Tanjab Timur merupakan daerah genangan air (floading area) yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut, Sebagian wilayah Tanjab Timur merupakan lahan gambut. Sebenarnya tanah gambut memiliki kesuburan tinggi, sayang sangat rentan terhadap kebakaran.
Sementara itu, daerah genangan air sulit untuk ditanami karena tingkat keasaman (pH) yang tinggi. Luas wilayah administrasi Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah 5.445 km2, terletak antara 0053' - 1041' Lintang Selatan dan antara 103023 - 104031 Bujur Timur.
Berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan dan Propinsi Sumatera Selatan, Daerah ini dikenal dengan sebutan Kawasan Pantai Timur Sumatera yang merupakan wilayah penyanggah daerah Segi Tiga pertumbuhan Ekonomi SIJORI (Singapura-Johor-Riau) atau SIBAJO (Singapura-Batam-Johor).

Transportasi Darat :
Panjang jalan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2002 adalah 690.125 km.
Jarak dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Propinsi Jambi adalah :
· Muara Sabak Jambi 122 km
· Muara Sabak Jambi Via Suak Kandis 143 km
· Muara Sabak Jambi via Rantau Karya 73 km

Transportasi Sungai / Laut :
Untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan investasi dengan kehadiran Pelabuhan Muara Sabak maka transportasi sungai perlu dikembangkan dalam rangka menunjang kegiatan perekonomian, diantaranya :Kapal Ferry Cepat dari Muara Sabak menuju Batam dan sebagainya.

Read More......

Bukan Untuk Nomor Urut 01 Saja

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menetapkan suara terbanyak untuk menentukan calon legislatif terpilih membawa implikasi besar dalam persoalan teknis, Salah satunya, mekanisme penyaluran suara dari pemilih yang menandai tanda gambar parpol.



Menurut Ketua KPU (Komisi Pemilihan Umum) Abdul Hafiz Ansyari, suara yang menandai tanda gambar partai itu tidak akan dikompensasikan ke nomor urut teratas. Suara tersebut bertujuan menentukan jumlah kursi yang diperoleh parpol itu.

Setelah jumlah kursi ditetapkan, calon terpilih ditentukan dari caleg yang meraih suara terbanyak. Bila partai A mendapat dua kursi di dapil tersebut, maka kursi itu akan ditempati caleg yang memperoleh suara terbanyak nomor satu dan dua, tanpa memperhatikan nomor urut.

Sebelumnya, dalam aturan nomor urut, suara pemilih yang menandai parpol akan dilimpahkan ke nomor teratas. Nomor bawah bisa jadi apabila dia mampu meraih suara 30 persen dari BPP (bilangan pembagi pemilih). Tapi, setelah putusan MK, peraih suara terbanyak akan langsung terpilih bila partainya mendapat kursi.

KPU tengah merumuskan perubahan aturan teknis tata cara penetapan calon legislatif terpilih tersebut. ”Sesegera mungkin diselesaikan dan disosialisasikan,” KPU Jakarta kemarin (24/12).

Menurut KPU, dalam penentuan kursi, berdasarkan pasal 202 UU Pemilu, partai yang berhak lolos ke parlemen nanti adalah mereka yang sekurang-kurangnya mendapatkan 2,5 persen suara secara nasional. Partai mencapai limit itulah yang akan mendapat kursi. ”Baru nanti penentuan jumlah kursi dengan melihat suara terbanyak di setiap dapil,” terangnya.

Meski begitu, ada ketentuan yang masih mengganjal terkait mekanisme suara terbanyak. Yaitu, jika dalam satu partai, ada dua caleg dengan perolehan suara sama banyak. Padahal, partai tersebut hanya memiliki kuota satu kursi.

Menurut KPU, ketentuan tersebut belum diplenokan dalam satu kursi. Namun, ada salah satu celah untuk menentukannya. Suara calon terpilih ditentukan dengan metode sebaran. Yakni, KPU nanti akan melihat jumlah sebaran TPS atau wilayah yang dimiliki calon tersebut. ”Yang raihan TPS-nya paling banyak, itu nanti yang terpilih,”

Dengan aturan suara terbanyak, potensi gugatan akan jauh menurun dibandingkan dengan saat menggunakan persentase bilangan pembagi pemilih (BPP) 30 persen seperti sebelumnya. Namun, potensi itu tetap ada, terutama saat penentuan parpol yang lolos ke parlemen nanti. ’’Tapi, semoga tidak ada lah,’’

Secara umum, perubahan sistem penentuan caleg terpilih itu memang akan lebih meringankan kerja KPU. Lembaga penyelenggara pemilu itu tidak repot-repot lagi menyaring caleg yang lolos 30 persen BPP.

Tapi, menurut Center for Electoral Reform (Cetro) , putusan MK tersebut tetap memiliki peluang untuk diakali. Yaitu, apabila di internal parpol tetap ada kesepakatan tentang kuota persentase perolehan suara dalam pembagian jatah kursi legislatif. ’’Itu yang pernah dilakukan PAN, Golkar, dan Demokrat sebelum putusan MK,’’

Meski masih dalam proses pengadilan dan belum diputus, ketiga partai tersebut telah memastikan akan menggunakan sistem suara terbanyak dalam menentukan caleg yang lolos. Mereka menggunakan surat kesepakatan yang dituangkan dalam surat bermeterai yang wajib ditandatangani para caleg saat mendaftar. ’’Nanti bisa sebaliknya,’’ kata Hadar memperingatkan.

Celah lain juga bisa dimanfaatkan parpol. Yaitu, jika ada caleg yang terpaksa harus diganti karena mengundurkan diri, meninggal dunia, atau alasan lainnya. ’’Di sini ada ruang yang bisa dimanfaatkan parpol untuk memasukkan caleg yang mereka mau,’’

Sebab, ada pasal di UU No 10/2008 Bab XV tentang Penggantian Calon Terpilih, pasal 218 ayat 3, memang memungkinkan hal itu. Di situ disebutkan, calon terpilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota bisa diganti dengan calon dari daftar calon tetap parpol pada dapil yang sama berdasarkan surat keputusan pimpinan partai politik bersangkutan.

Bisa saja nanti ada kesepakatan internal parpol bahwa penentuan caleg untuk pengganti legislator suara terbanyak berdasar nomor urut. Bukan caleg dengan perolehan suara terbanyak di bawah legislator yang diganti,’’

Karena itu, KPU harus bisa mengantisipasi dengan cara menerbitkan peraturan baru tentang penggantian calon legislator. Di situ bisa ditegaskan bahwa penggantian calon legislator terpilih dan PAW harus tetap berdasar perolehan suara terbanyak.

Memang, nanti ada parpol yang marah-marah karena memang tugas KPU mematuhi UU, bukan mengatur parpol,’’ . Tapi, publik nanti bisa melihat mana parpol yang akal-akalan atau ngotot mempertahankan nomor urut karena ada 'kepentingan' yang terganggu, Sebab, putusan MK ini pasti memunculkan gejolak. Misalnya, caleg yang telanjur beli nomor urut puncak pasti tidak akan terima,’’

Revisi Terbatas UU Pemilu

Putusan MK direaksi beragam. Parpol, elite parpol, tokoh nasional, pelaksana pemilu (KPU),hingga LSM memberikan respons pro kontra. Ada yang setuju, menolak, atau setuju dengan catatan. Partai Demokrat (PD), misalnya, termasuk yang mendukung putusan MK. Namun, PD juga memberi catatan.

PD meminta putusan MK itu segera direspons DPR. ’’Jika mau lebih sempurna, tentu saja putusan MK tersebut harus segera ditindaklanjuti DPR untuk melakukan revisi terbatas,’’ terang Ketua DPP PD Anas Urbaningrum di Jakarta kemarin.

Dengan demikian, kata dia, KPU mempunyai acuan yang lazim, yakni UU Pemilu, di dalam menetapkan peraturan KPU tentang penetapan calon terpilih. ’’Agak kurang lazim jika payung peraturan KPU langsung dari putusan MK. Yang lazim adalah UU Pemilu,’’

KPU menambahkan, PD termasuk parpol yang konsisten mendukung penetapan calon terpilih dengan model suara terbanyak. Bahkan, sambung dia, kebijakan internal partai memang sudah menggunakan suara terbanyak. ’’Sebagai caleg, saya tidak terpengaruh apa-apa. Sebab, PD sudah menetapkan kebijakan suara terbanyak. Dari awal saya memang siap dengan pola suara terbanyak,’’

Yang jelas, ketika aturan suara terbanyak ditetapkan dalam UU Pemilu, setelah ketentuan lama dibatalkan MK, dasar hukum suara terbanyak menjadi lebih kuat dan pasti. ’’Tidak ada dalih untuk berkelit. Suara terbanyak jelas lebih adil, baik dalam konteks kompetisi antarsesama caleg maupun adil terhadap suara rakyat. Ini menunjukkan makin terang penghargaan terhadap suara rayat,’’

Di sisi lain, PDIP mengkritik sistem suara terbanyak itu. ’’Patut dipertanyakan apakah MK mempunyai kewenangan untuk menentukan sistem pemilu,’’ ujar Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) DPR Tjahjo Kumolo di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, kemarin (24/12). Menurut dia, UU Pemilu Legislatif dan UU Partai Politik belum menetapkan sistem distrik murni, melainkan proporsional terbuka terbatas.

Tjahjo juga melihat putusan MK telah mencederai prinsip independensi partai politik dalam menentukan sistem di internalnya untuk mengajukan caleg terpilih. Dia menjelaskan, ada dua kedaulatan yang perlu dihormati MK dalam menentukan sistem pemilu tersebut. Yakni, kedaulatan rakyat pemilih dan kedaulatan partai dalam menetapkan caleg. ’’Seharusnya kedua-duanya dihormati.

Read More......

Ongkos Politik Indonesia paling Boros di Dunia

Sebuah ironi, ketika jutaan warga hidup di bawah garis kemiskinan, sebuah pesta demokrasi justru digelar dengan menghamburkan triliunan rupiah.



Coba tengok, KPUD Jatim menganggarkan biaya perhelatan tersebut tidak kurang dari Rp 500 miliar. Sementara itu, tim pemenangan "Karsa" (pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf), melalui sebuah media mengakui biaya politik yang sudah dibelanjakan bisa lebih dari Rp 1,3 triliun. Bisa-bisa total dana yang dibelanjakan lima pasangan calon plus KPUD Jatim mencapai Rp 5 triliun.

Sebuah jumlah yang fantastis bila dibandingkan dengan dana kampanye Barack Obama, yang hingga Juni 2008 sekitar Rp 2,5 triliun, Hilarry Clinton sekitar Rp 1,8 triliun, dan John Mc Cain sekitar Rp 932 miliar.

Jumlah yang dibelanjakan dalam pilgub Jatim juga jauh melebihi dana kampanye pasangan capres/cawapres pada Pilpres 2004.
Saat itu, pasangan Wiranto-Salahudin Wahid melaporkan pengeluarannya Rp 86 miliar, Megawati Soekanoputri-Hasyim Muzadi Rp 84 miliar, SBY/JK Rp 74 miliar, Amien Rais-Siswono Yudo Husodo Rp 16 miliar, serta pasangan Hamzah Haz-Agum Gumelar Rp 16 miliar,Banyak pihak menilai, fenomena demokrasi yang berkembang di Indonesia sudah kebablasan. Demokrasi yang berkembang sudah jauh dari cita-cita reformasi.

Ada juga yang menilai, demokrasi yang berkembang mentok pada demokrasi prosedural. Muncul pula penilaian, demokrasi yang berkembang hanya dikuasai kelompok elite bermodal besar. Jangan-jangan, karena itu pula enam anggota DPR ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka saling berlomba mengumpulkan dana, entah dengan cara apa.

Terlepas demokrasi yang berkembang kebablasan atau telalu liberal, menurut hemat penulis, demokrasi yang berkembang menafikan kondisi sosial ekonomi rakyat Indonesia.

Betapa tidak, di tengah impitan situasi ekonomi yang benar-benar berat sejak kenaikan harga BBM, kenaikan harga sembako, serta sulitnya mencari sekolah murah dan pengobatan gratis, partai politik (parpol) seakan tidak peduli dengan pengeluaran mereka, yang seolah tanpa batas.

Pengeluaran triliunan rupiah untuk sebuah pilkada di sebuah provinsi, seperti di Jatim, adalah cermin ongkos politik yang sangat mahal untuk ukuran suatu daerah.

Sementara itu, terbetik kabar bahwa untuk bisa masuk sebagai daftar calon anggota legislatif (caleg) pada pemilu tahun depan, para calon mulai berlomba-lomba menyetor ke DPP parpol hingga miliaran rupiah.

Bila hal ini benar, tentu akan mendorong aktivis parpol berlomba-lomba mencari dana politik, yang besarnya bisa tanpa batas. Bisa jadi enam anggota DPR dan puluhan anggota DPRD yang sekarang tersangkut kasus korupsi, merupakan bagian dari korban penggalian dana bagi ongkos politik yang mereka ciptakan sendiri.

Ongkos politik tanpa batas hanya akan menuai bencana, baik bagi aktivis parpol yang mulai ditangkapi KPK, juga bagi rakyat yang ujung-ujungnya kena imbas kenaikan ongkos produksi, akibat banyak proyek mengandung external cost, sebagai dampak dari korupsi. Hal ini harus dihentikan. Cukup sudah.

Pembatasan Dana

Pembatasan belanja kampanye adalah sebuah tawaran dalam rangka menangkal tren ongkos politik tanpa batas. Sekaligus mungkin bisa membantu lebih mendekatkan logika parpol dengan realita yang sedang mendera rakyat.

Daripada triliunan rupiah dihamburkan hanya untuk mengangkat citra calon pada pilkada maupun pemilu, akan lebih bermanfaat bila dibelanjakan untuk rakyat, namun bukan dalam konteks vote buying (pembelian suara), atau serangan fajar model bagi-bagi sembako, atau pembagian kupon undian berhadiah mobil seperti di Bali.

Contoh gamblang, rakyat korban luberan lumpur Lapindo amat merindukan para cagub Jatim mampu memecahkan masalah mereka. Sayang sekali tak satu pun berani turun ke medan riil tersebut.

Gagasan pembatasan belanja kampanye, sudah di- lakukan di beberapa negara, seperti Filipina dan Kanada. Di Filipina, ongkos kampanye sebuah partai politik maupun calon wali kota dan calon gubernur, dibatasi dengan aturan tegas dalam UU Pemilu setempat.

Dalam Republic Act 7166 tahun 1991, belanja maksimal dalam kampanye pilpres sebesar 10 peso (sekitar Rp 2.000, dengan kurs Rp 200 per peso) per pemilih. Belanja maksimal untuk kampanye bagi kandidat lain (gubernur dan wali kota) sebesar 3 peso (Rp 600) per pemilih, dan belanja maksimal kampanye bagi parpol sebesar 5 peso (Rp 1.000) per pemilih.

Pengalaman pada pemilu tahun 2004 di Filipina, seorang kandidat wali kota boleh membelanjakan maksimal kira-kira 3 juta peso (Rp 600 juta). Sedangkan calon presiden boleh membelanjakan maksimal 3 miliar peso (Rp 600 miliar). Jumlah ter- sebut relatif besar, karena gaji seorang wali kota di negara tersebut hanya sekitar 300.000 peso (Rp 60 juta) per bulan, dan gaji Presiden 360.000 peso (Rp 72 juta) per bulan.

Pengalaman Kanada dalam mengatur dana kampanye juga sebuah contoh yang baik. Pada 1993, Federal General Election Canada mengatur jumlah maksimum yang boleh dibelanjakan dengan paramater jumlah pemilih, jumlah penggalangan dana kampanye periode sebelumnya, dan consumer price index (indeks harga konsumen atau inflasi).

Bahkan, dalam hal spot iklan di televisi juga dibatasi untuk semua peserta pemilu, yaitu maksimum 6,5 jam tayang yang dibagi secara proporsional di antara peserta berdasarkan proporsi perolehan kursi.

Pada pemilu federal tahun 1997, misalnya, partai-partai menyepakati pembagian alokasi waktu siar 118 menit untuk Partai Liberal, 51 menit untuk Partai Reformasi, 43 menit untuk Bloc Quebecois, 34 menit untuk Progresive Conservative, 26 menit untuk NDP, dan 118 menit untuk yang lain.

Dari dua contoh tersebut menunjukkan bahwa masing-masing negara memiliki latar belakang yang berbeda, namun memiliki tujuan yang hampir sama, yaitu mengurangi penghamburan dana. Bagi Filipina, penghamburan dana sangat erat kaitanya dengan korupsi dan pengurangan rakyat miskin. Sedangkan bagi Kanada, penghamburan dana mengurangi efisiensi dan pelayanan publik.

Indonesia bisa juga mengatur pembatasan semacam itu. Persoalannya adalah bagaimana metode pembatasannya? Hal paling sederhana, kita bisa belajar dari Filipina. Metodenya, dengan menentukan faktor pengalinya adalah harga dasar sembako, misalnya harga beras per kilogram di suatu tempat, dikalikan dengan jumlah pemilih.

Ambil contoh Pilkada DKI Jakarta pada 2007 dengan jumlah pemilih 5.627.350 orang. Apabila faktor pengalinya Rp 5.000 (harga dasar beras kualitas medium di Jakarta), maka batas maksimum pembelanjaan dana kampanye adalah Rp 28,136 miliar untuk semua peserta pilkada.

Kalau jumlah itu masih dianggap terlalu besar, bisa ditambahkan parameter lokal, misalnya khusus untuk pilkada diberi faktor pengali 0,25, sehingga maksimum Rp 7,034 miliar. Lantas cara menentukan alokasi untuk tiap-tiap kandidat, bisa dibuatkan formula lanjutan. Misalnya, bila jumlah kandidat dua, maka bisa dibagi dua sebanding, atau diberi variabel sesuai dengan jumlah perolehan kursi partai pengusung di DPRD.

Dengan pembatasan ter- sebut, niscaya pembelanjaan dana kampanye pada pilgub di Jatim bisa jauh di bawah Rp 5 triliun. Karena, dengan jumlah pemilih sekitar 29 juta jiwa, misalnya jika dikalikan Rp 5000, jumlah maksimal yang boleh dibelanjakan sekitar Rp 145 miliar. Jika dikalikan dengan faktor pengali 0,25, maka didapatkan Rp 36,306 miliar.

Bila ini diterapkan, akan ada penghematan dana lebih dari Rp 4,8 triliun. Jumlah itu akan jauh lebih bermanfaat jika digunakan untuk memperbaiki ribuan sekolah dan ratusan puskesmas yang rusak akibat bencana alam di Jatim.

Metode pembatasan tersebut bisa disempurnakan, terutama agar diperoleh penghematan triliunan rupiah yang bakal dibelanjakan selama kampanye pemilu legislatif dan Pilpres 2009. Mumpung saat ini RUU-nya masih di- bahas DPR.

Meskipun hal tersebut terlewat, sehingga tidak diatur dalam UU 10/2008 tentang Pemilu Legislatif, tetapi parpol atau kandidat yang mau menonjolkan kampanye "pahe" (paket hemat) tentu akan menjadi catatan pemilih.

Hal itu dibuktikan oleh pasangan Ahmad Heriawan dan Dede Yusuf yang memenangi pilgub di Jabar beberapa waktu lalu, yang dipercaya mengeluarkan paling sedikit dana kampanye dibandingkan dengan calon-calon kuat lainnya, seperti Agum Gumelar.

Hal yang lebih penting, semakin kecil belanja kampanye, semakin kecil pula jumlah yang harus dikembalikan. Otomatif semakin rendah nafsu untuk korupsi.

Jadi, cukup sudah pem- borosan ongkos politik dan saatnya dana-dana itu dialihkan untuk keperluan rakyat banyak. Jabatan adalah amanah, titipan Ilahi.

Read More......

Negeri Kaya Rakyat Sengsara

Menuju Tanjabtim Negeri “Triple Sources Energy” Kabupaten Tanjabtim sudah dikenal sebagai wilayah penghasil energi fosil (minyak dan gas).



Meskipun demikian, dampak negatif kenaikan harga minyak dunia dan domestik akibat melonjaknya permintaan dunia dan adanya tuduhan spekulasi juga dirasakan oleh masyarakat.

Kenaikan harga minyak tanah menyebabkan kebutuhan biaya rumah tangga terutama untuk memasak juga meningkat. Peralihan dari minyak tanah ke kayu bakar disadari Pemda akan mendorong terjadinya proses perambahan hutan sehingga berpotensi merusak lingkungan.

Keresahan pada tingkat masyarakat juga dirasakan Petrochina dan atas inisiatif SKPD terkait yaitu Dinas Peternakan maka dikembangkan industri bio-gass skala rumah tangga. Perluasan kerjasama yang telah berjalan secara baik dalam pemberdayaan ekonomi rakyat antara Pemda dan Petrochina untuk mengatasi masalah ini dilakukan melalui pengembangan bio-fuel.

Pada sisi lain potensi produk sawit untuk energi hijau membutuhkan investasi besar sehingga dirasa tidak akan memberi manfaat langsung dalam waktu singkat bagi masyarakat. Untuk itu pilihan jatuh pada program pengembangan sumber energi alternatif skala rumah tangga berupa pemanfaatan limbah kotoran ternak sapi untuk produksi bio-gas. Program ini diharapkan mampu menjadi substitusi minyak tanah dan kayu bakar secara mandiri dan swasembada oleh rumah tangga.

Keberhasilan program kerjasama ini diharapkan mampu memperkaya image Kabupaten Tanjabtim sebagai negeri yang kaya energi fosil (minyak dan gas) tetapi juga penghasil utama energi alternatif ramah lingkungan (bio-fuel). Artinya Tanjabtim memiliki 3 (tiga) sumber energi yaitu perut bumi menghasilkan energi fosil (minyak dan gas), lahan menghasilkan bio-fuel (sawit dan kelapa), serta di atas permukaan menghasilkan bio-gass dari pemanfaatan limbah kotoran sapi potong. Jika program ini berhasil, maka gelar sebagai negeri kaya minyak dan gas akan lebih pantas disebut sebagai Negeri Tiga Sumber Energi atau Triple Sources Energy.

Read More......

PERJUANGAN TUNAS MUDA

Kehidupan di muka bumi kembali bergejolak menyambut sebuah hari yang baru. Ayam jantan berkokok sahut-sahutan, burung-burung berkicau dengan riang nya, bunga-bunga telah mekar dan bersemi di malam sebelumnya dengan indah menanti sinar mentari sambil tersenyum.



Ketika fajar menampakkan diri di sisi timur kaki langit, maka seluruh Inilah lembaran baru dari suatu proses yang bernama kehidupan yang sifatnya sangat dinamis. Terkadang proses itu terasa sangat lamban mengalun sehingga kita dapat dengan khidmat menikmati setiap sisinya dan mengambil pelajaran dari setiap yang terserak bersamanya. Namun, adakalanya proses itu berjalan dengan sangat cepat bahkan lebih cepat dari bekerjanya alam kesadaran kita yang membuat kita terperangah, tidak percaya, tak dapat berbuat banyak bahkan terkadang sangat sulit untuk sekedar bisa mendekatinya.

Sebuah ilustrasi jiwa yang singgah ditepian hati, sarat dengan debu-debu kehidupan yang kian membatu. Tiada kata menyesal ketika awal suatu perbuatan itu digalakkan, melainkan selepas terjadinya. Debu yang membatu ternyata ekspresi dari sebuah perjuangan yang berakhir dengan keputus-asaan. Ia adalah dosa. Perjuangan anak manusia yang menggebu berlabuh di pantai kegagalan membisu. Setelah wasilah untuk merengkuh kegemilangan gagal dimiliki.

Tiap satu dari kita pasti mendambakan panorama terindah disaat mengarungi lautan kehidupan yang setiap sisinya dihiasi dengan warna-warni peradaban. Tidak sedikit yang bercita-cita menjulang setinggi langit, berhayal menyelam sedalam lautan. Ingin menjadi orang batuah dimata masyarakat, lebih-lebih lagi dimata keluarga tercinta. Namun, kita masih banyak yang belum memiliki bekal untuk menggapai itu semua. Dalam bahasa jambi disebutkan, “Ingin hati nak memeluk gunung apo dayo tangan dak nyampe”.

Bercita-cita tinggi bukanlah dosa, angan yang melangit bukanlah kebohongan, asalkan disertai dengan ‘azam yang kuat pula. Sebab bercita-cita saja tanpa tekad untuk mewujudkannya sama saja dengan bohong. Pepatah arab menyebutkan; kamu mengharapkan keberhasilan tapi kamu tidak menempuhi jalannya, sesungguhnya perahu tidakkan bisa melaju didaratan.

Azam adalah sebuah tekad bulat yang seakan-akan dapat mengalahkan halilintar yang menyambar menciutkan. Dengan pandangan lurus kedepan seolah-olah akan siap menghadapi onak-duri yang menghalang. Karenanya jika 'azam didada telah membatu, ia akan santai menghadapi hidup. Karena apapun yang akan terjadi ia telah sedia menghadapinya.

Tekad saja ternyata belum juga cukup. Untuk lebih teguhnya, suatu perjuangan yang dilandasi tekad yang jitu haruslah seiring sejalan dengan tuntunan Al-qura’an dan Al-hadits. Karena keduanya adalah landasan hidup kita yang terakurat.

Karenanya, dalam lingkup ini peranan pemuda sebagai penerus estafet perjuangan sangat diidamkan. Maju mundurnya suatu agama, bangsa dan negara terletak dikaki-tangan mereka. Seperti dalam sabda rasullullah Saw. ”Sesungguhnya ditangan para pemudalah letaknya suatu bangsa dan dikaki merekalah letak kehidupannya”.

Berbicara mengenai ‘pemuda’ tak ubahnya seperti kita mengobrolkan nasip agama dan bangsa untuk masa-masa mendatang. Sudah jelas semua itu adalah tanggung jawab darah muda yang masih belia, yang akan membawa masa depan umat ini, namun peran orang tua juga tidak boleh terlepas. Bahkan ia juga berperan menentukan bagaimana masa depan anaknya nanti.

Estafet perjuangan adalah regenerasi. Pepatah menyebutkan, “patah tumbuh hilang berganti”. Pergantian periode dalam sebuah organisasi misalnya, merupakan bukti konkrit akan adanya regenerasi. Karena, bagaimanapun estafet kepemimpinan haruslah berpindah dari tangan yang satu ketangan yang lain. Sebagai wujud daripada demokratisasi yang dicanangkan. Sebagaimana Islampun mengajarkannya secara tidak langsung oleh Rasulullah Saw.. Waktu itu rasulullah Saw. Tidak menunjukkan siapa yang bakal menjadi pemimpin ummat ketika beliau telah tiada nanti.. Sekarang jelaslah bagi kita bahwa pergantian sebuah kekuasaan itu adalah suatu yang lumrah terjadi, dan itu memang harus ada. Jika estafeta itu terhenti hingga disitu, maka suatu kedaulatanpun terhenti.

Nah, sekarang estafeta perjuangan ini ada dipundak para pemuda. Corak dan rupa bangsa ini dimasa-masa mendatang tampak dari peran para pemuda dimasa sekarang. Tergantung bagaimana ia mewarnai kehidupan pribadinya, ditengah panas dunia yang semakin membakar, maka begitulah wujud umat ini kedepan. Jika ia lalai dengan indahnya panorama dunia dengan rayuan gombalnya, maka tengoklah ala barat, akan menempati sudut-sudut kehidupan BANGSA ini, sehingga peran pemuda terhanyut dalam bujukan rayu mereka. Jika pemuda telah tenggelam, maka BANGSA akan ikut tenggelam.

Tentunya kita tidak mungkin menghalang lajunya rotasi dunia. Hingga saat ini kita telah dibawanya menengok alam yang sangat berbeda, sangat memuncak fluralitasnya. Kaula muda kita seakan berada diantara dua pilihan; berbuat sesuatu namun melenakan, dengan tidak berbuat akan tetapi celaka.

Demikian Pemuda adalah anak manusia, Yang bermakna, bahwa betapapun kehidupan itu, ia pasti berakhir jua. Seperti halnya jabang bayi yang kemudian besar, terus dan terus hinggalah pada akhirnya ia disebut sebagai kakek-kakek dan nenek-nenek.. Karena itu ia harus tetap tegar dan gigih menghadapi romantika zamannnya. Ia tidak boleh lena dengan apa yang semakin melenakan. Itulah pengemban estafet seutuhnya.

Memang, untuk kearah kegemilangan tidak segampang yang dibayangkan. Butuh perjuangan. Sebaik-baik persiapan adalah Imtak dan Iptek. Jika tidak demikian, maka generasi-generasi buta pengetahuan akan memimpin BANGSA, yang pada akhirnya akan menjerumuskan. Sehingga majulah para pemimpin yang sok memahami eutuhnya, sementara ia tidak sadar kekeliruan lah yang tengah ia peragakan.

Urgennya sebuah perjuangan haruslah dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan yang terpancang teguh dihati para tunas muda . Dengan demikian estafeta perjuangan kedepan dapat berhasil gemilang mengibarkan bendera kemenangan, sehingga kedepan dapat berjaya diatas peradaban dan paradigma luar yang tidak kita inginkan ia kembali merasuki tekad para TUNAS MUDA.

Pada akhirnya semoga mereka dapat menerima dengan lapang dada dan mempermudah semua prosesnya. Karena ku yakin sejatinya mereka enggak rugi apapun juga untuk melakukan itu semua. Barangkali mereka hanya perlu di bimbing untuk menaklukkan ego mereka dan mendengarkan suara nurani itu saja. Karena kalau mau jujur, semua harus berjuang dengan sangat luar biasa dengan segala suka dukanya dengan kompensasi yang sekedarnya. Sungguh, suka duka itu tidak akan pernah habis jika diceritakan disini. Dan Aku yakin itu semua lebih dari cukup untuk membayar penalty atau apapun istilah yang mereka pakai untuk menjerat kita-kita rakyat jelata yang sedang berusaha melakukan yang terbaik untuk hidup ini. Semoga saja.

Read More......

Dua Kali Putus…??? Bahaya..!!!

Jaringan listrik interkoneksi yang mengalirkan arus listrik Muarasabak dari Kecamatan Sabak Barat menuju ke beberapa kecamatan lainnya diseberang Sungai Batanghari.



Antara lain, Kecamatan Sabak Timur, Rantau Rasau, Nipah Panjang dan Kecamatan Sadu, yang terputus akibat terkena Crane kapal kontainer milik Kapal cahaya Agung Selasa (09/12) lalu, hingga kini masih belum terhubung. Akibatnya, penerangan listrik di empat kecamatan tersebut mati total.

Namun demikian, aktivitas perbaikan jaringan yang dilakukan oleh pihak rekanan tersebut sudah terlihat. Hanya saja, belum sampai pada tahap penyambungan jaringan. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Tanjungjabung Timur, Dani Warman, yang dikonfirmasikan hal ini kemarin mengatakan, pihak rekanan saat ini sedang dalam tahap pengecoran tiang jaringan.

Memang belum sampai pada tahapan penyambungan jaringan tersebut, namun pihak rekanan terus melakukan perbaikan. Kemungkinan penarikan jaringan yang putus tersebut akan dilakukan Senin atau Selasa depan (22-23/12), untuk kemudian dilakukan penyambungan,''jelasnya.

Dani mengakui, hingga kini pihaknya belum bertemu dengan manajemen kapal Cahaya Agung, sementara perbaikan yang dilakukan itu bukan oleh pihak perusahaan melainkan pihak rekanan yang sebelumnya mengerjakan proyek pemasangan jaringan. ''Kita belum bertemu dengan pihak Cahaya Agung. Hanya pihak rekanan yang sudah bertemu dengan mereka (Kapal Cahaya Agung), apa hasil pertemuan mereka kita belum tahu,''sebutnya.

Lantas apa tindakan yang akan diambil oleh Dinas ESDM, apakah ada rencana untuk meminta pihak pengusaha kapal Cahaya Agung untuk bertanggungjawab terkait putusnya jaringan ini? Dani belum mau memberikan jawaban pasti. ''Kita fokus pada perbaikan dulu, nanti lah masalah benar atau salahnya,''jawabnya.

Sebelumnya, Ketua Komisi C DPRD Tanjabtim, Yudi Heriyanto, sudah mengeluarkan statement keras terkait masalah ini. Dirinya meminta dinas terkait untuk betul-betul serius menangani masalah ini dan secepat mungkin jaringan yang terputus itu segera diperbaiki. ''Ini kejadian yang kedua kalinya. Bagaimana kalau seandainya arus sudah mengalir melalui jaringan ini, sangat membahayakan warga sekitar jika kembali terputus,''tegasnya.

Read More......

TANJABTIM TENGGELAM

Biasanya pada akhir tahun atau awal tahun musim banjir akan datang. Tidak hanya sawah, permukiman penduduk pun ikut banjir hingga ketinggian batas lutut manusia.



Di Muara Sabak Puluhan hektar lahan pertanian padi warga Desa Sido Mukti, Kuala Dendang, Rantau Indah, dan Koto Kandis di Kecamatan Geragai mulai terendam. Tingginya debit air Sungai Batanghari ditambah curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan lahan pertanian bahkan permukiman masyarakat di sekitar sungai rentan terancam banjir. Petani mulai khawatir terendamnya lahan pertanian mengakibatkan padi milik mereka hanyut.

Ini baru dua minggu ditanam, air sudah menggenang," Kata warga petani warga Sido Mukti, Terendamnya lahan pertanian padi di empat desa itu sudah kerap terjadi. Bahkan genangan air diperkirakan akan terus terjadi hingga Desember tahun ini.

Dari pantauan di lapangan, genangan air terparah terjadi di Desa Sido Mukti. Meski pasang-surut tidak terlalu berpengaruh pada kesuburan padi, petani khawatir saat pemupukan padi masih terendam air mengakibatkan pupuk yang telah disebar hanyut.

Katanya Pemkab Tanjab Timur akan segera melakukan tindakan hingga ancaman banjir dapat diminimalisasi. Kita akan cek langsung daerah mana saja yang terendam dan melakukan persiapan antisipatif pencegahan apa yang bisa dilakukan agar tidak melebar.

Kadis Pertanian Tanjab Timur M Nuri mengatakan akan segera membentuk tim guna melakukan infestigasi di lokasi yang tergenang air. Pihaknya akan membuatkan laporan dan menyampaikannya ke Dinas Pertanian Provinsi Jambi guna ditindaklanjuti. Laporan itu terkait dengan program bantuan bencana banjir yang merupakan kucuran dari pemerintah pusat.

Jika memang terancam fuso, kita akan perjuangkan untuk mendapatkan bantuan tersebut dan melakukan tindakan antisipatif di lapangan,. Ia juga mengakui, kondisi areal persawahan yang berada di daerah pinggiran sungai atau pesisir mudah tergenang air, terlebih musim pasang surut dan frekuensi hujan yang cukup tinggi seperti saat sekarang ini.

Read More......

KOTA MATI BAGI PARIWISATA

Pondok warung yang sederhana merupakan satu-satunya pilihan pengunjung untuk menikmati suasana rekreasi di Bibir Pantai Muara Sabak Tanjabtim.



Mengunjungi kota-kota kecil di kawasan pantai timur Jambi benar-benar bagaikan memasuki kota gersang atau kota hutan. Keadaan ini sangat terasa bila kita memasuki Muarasabak, Kabupaten Tanjungjabung Timur (Tanjabtim).

Kegersangan kota pelabuhan itu sangat terasa bukan hanya karena udaranya yang memang panas. Kota yang persis berada di bibir pantai itu terasa gersang karena sulit menemukan tempat rekreasi. Penataan kota pantai timur Jambi itu pun terkesan semerawut.

Di Kota Muara Sabak Timur (Kota Pelabuhan) misalnya, begitu memasuki kota, pengunjung langsung dihadapkan pada gedung- gedung tinggi yang dibangun tak beraturan di seluruh penjuru kota. Bangunan tersebut bukan hotel, bukan rumah penduduk, tetapi gedung yang dibuat untuk sarang walet. Gedung-gedung sarang walet tersebut bahkan tampak lebih megah dari hotel-hotel yang masih banyak berdinding papan.

Kota ini bahkan bagaikan kota mati bagi pariwisata. Jangankan mendapatkan sambutan hangat warga dan membawa cenderamata, menemukan tempat bersantai dan penginapan pun masih sulit bagi pengunjung kota itu. Hotel belum ada di kota tersebut sehingga pengunjung sering kebingungan mencari penginapan bila harus bermalam di kota itu.

Bila dibandingkan kemajuan wisata di kawasan pegunungan Jambi, yakni Sungaipenuh, Kabupaten Kerinci, pembangunan wisata di kota-kota di kawasan pantai timur Jambi sangat jauh tertinggal. Pengunjung sangat sulit mendapatkan tempat rekreasi untuk menikmati kekayaan wisata pantai itu. Padahal potensi wisata pantai timur Jambi cukup kaya.

Keindahan alam pantainya pun tak kalah dibandingkan keindahan alam pegunungan Kerinci. Kota Kualatungkal misalnya memiliki panorama alam pantai yang cukup memesona. Pemandangan alam di pantai Kualatungkal cukup indah. Pengunjung dapat melihat pulau-pulau kecil dan kapal-kapal nelayan di seberang laut dari pantai kota itu.

Kemudian pantai itu juga memberikan sajian bagi pengunjung untuk menikmati semilir angin di sore hari. Pada malam hari pengunjung dapat menikmati bunyi deburan ombak sembari menikmati secangkir kopi hangat dan jagung bakar di bibir pantai.

Ketertinggalan pembangunan sarana wisata dan penataan manajemen wisata di pantai timur Jambi, seharusnya Pemerintah Dalam hal ini harus trus berupaya untuk menghidupkan sector pariwisata, istilah kata bukan sekedar melirik tapi harus cepat diadakan penataan.

Read More......

BMG Membatu Kepentingan Masyarakat

Badan Metereologi dan Geo Fisika (BMG) Jambi berencana membangun cabang BMG di wilayah Timur Provinsi Jambi tepatnya di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Rencana tersebut direspon positif oleh Pemkab Tanjabtim, Bahkan fasilitas perkantoran yang bakal digunakan dan tenaga, siap disediakan Pemkab Tanjabtim guna mendukung pendirian kantor cabang BMG tersebut.



Adanya rencana pembangunan BMG ini tentunys sangat diharapkan didaerah pesisir, sungguh aneh memang rasanya klo didaerah tanjung jabung timur tidak didirikan BMG karna ini merupakn kepentingan semua pihak dan untuk membantu kepentingan masyarakat .

Kondisi geografis daerah ini yang terdiri daerah perairan dan lautan sangat membutuhkan kontrol dan pantauan dari BMG terhadap kondisi cuaca. Kita mencontohkan saja jika kita ingin ke Pulau Berhala. Kalau kita mengetahui kondisi cuaca dan ombak, kita bisa merencanakan keberangkatan

Keberadaan BMG tidak hanya bisa membantu pemantauan arus transportasi, juga dapat membantu pemantauan cuaca bagi berbagai sektor baik pertanian, perkebunan hingga pekerjaan sejumlah proyek fisik.

Ada 13 instansi yang sangat membutuhkan keberadaan BMG ini ditambah dengan seluruh kecamatan. Sektor pertanian saja, dengan pantauan dari BMG dapat diketahui jadwal tanam dengan menyesuaikan frekuensi curah hujan apalagi daerah pesisir sungai.

Pembentukan cabang BMG ini merupakan kewenangan BMG sendiri. Namun pihak pemerintah bila diminta siap menyediakan kantor dan tenaga untuk membantu kegiatan atau operasional selama kegiatan BMG di wilayah Tanjab Timur.

Read More......

“Pentas Boom, maju satu-satu damai sama-sama”

Terdapat kepentingan politik dua arah, bagi perupa (terutama ada ruang yang dapat diisi dengan lukisan agar wakil rakyat dapat mengamati lukisan).



Dari aspek sosiologi, “memperhatikan pinggiran“ jika gamang untuk menyatakan orang mudik terbentuknya ruang komunikasi dan lingkaran (perlunya seniman dalam pembangunan). Bagi perupa Jambi, inilah saatnya memberikan apresiasi seni lukis kepada penentu pembangunan daerah tidak hanya fisik, tentu nilai rasa estetik, melihat kreativitas dan menghormati para praktisi seni. Ini merupakan langkah awal mengidentifikasi diri (melacak identitas) perjuangan seni rupa di Jambi.

Sebuah pameran seni lukis yang dapat kita “curigai” sebagai bertendensi politis, sosiologis dalam konteks seni lukis Jambi di Gedung DPRD Provinsi Jambi pada 19–30 Januari 2006 bertajuk “Pentas Boom, maju satu-satu damai sama-sama” tempat penyelenggaraan di DPRD Provinsi Jambi (Nampaknya dapat dijadikan indikator untuk “mencurigai” tradisinya).

Gedung DPRD yang seharusnya merupakan tempat sidang paripurna sebagai etalase elite politik wakil rakyat Jambi, bisa menghadirkan seniman perupa di ruang itu. Berarti seniman sudah menyampaikan ungkapan hati lewat lukisan. Semestinya, dapat dijadikan parameter ikhwal ‘mutu' dan ‘kesenian' ketika seni lukis dilihat anggota DPRD.

Melalui Himpunan Seni Rupawan Indonesia (HSRI) Jambi yang gigih merekrut kawan, ditambah sanggar Tanah Pilih Jambi dan Studio Tajam sebagai studio mereka bekerja.Tak lepas dari Taman Budaya Jambi (TBJ) para seniman dibekali keterampilan dan ilmu pengetahuan modern. Bakat mereka dikembangkan, agar berdiri sendiri.Jafar Rassuh dapat dianggap peletak dasar filosuf seni rupa di TBJ yang memiliki andil besar dalam menggulirkan perubahan seni rupa Jambi. Pameran kali ini mungkin merupakan yang istimewa yang dibuka H. Zurman Manaf (Ketua DPRD Provinsi Jambi) dan anggota DPRD lainnya dan Wakil Gubernur Antony Z. A. juga berkat usungan Sakti Alam Watir yang sangat peduli dengan perupa mengamalkan seni lukis.

Apakah melalui pameran ini muncul tawaran yang dapat memancing perenungan terhadap gejolak yang terjadi di masyarakat dan kebudayaan Jambi? Apakah pameran ini lebih jauh dapat digunakan untuk memahami keragaman dan bagaimana semua bisa terpancing menanggapi dan menjadikan ini sebagai aset mempromosikan daerah?

Mempertimbangkan tradisi (Jambi ) untuk apa? “Maju satu-satu damai sama-sama” pada poin boom lukisan. Tentu saja menarik untuk didiskusikan, setidaknya dengan pertanyaan awal; untuk apa? Bagi saya pameran ini penting jika dijadikan titik untuk dibicarakan, seni rupa di Jambi dalam konteks kebudayaan. Bagaimana proses transformasi dari seni rupa di Jambi menjadi ke-Indonesia-an. Apakah para perupa dan karya–karya mereka dalam pameran menunjukkan pemahaman dan penafsiran baru? Atau ini interpretasi kritis tentang kebudayaan yang ada di Jambi.

Untuk kepentingan itulah (mencoba menjawab sejumlah pertanyaan di atas), pameran semestinya menggali secara total kemungkinan potensi yang tersembunyi. Kemungkinan terkait seni rupa Jambi. Sudah semestinya dalam ruang pameran dapat dijadikan solusi, hingga memberikan dukungan untuk generasi terbaru masa kini. Sekaligus hadir sebagai fakta mental dan fakta sosial. Selain itu, dapat dijadikan pintu masuk memahami ke-Jambi-an dan ke-Indonesia-an. Dengan kata lain, itulah bagian dari potret riwayat seni rupa Jambi yang dapat dianyam dengan pemaknaan yang kritis.

Di Jambi memasuki babak baru adalah keniscayaan. Komunikasi yang semakin mudah dilakukan. Hubungan antara perupa terjalin bagus dengan anggota DPRD di Kota Jambi. Kami perupa yang di topeng TBJ dan Galeri Dwira yang mempunyai ruang panjang menjadi organisator dalam sejumlah peristiwa di pameran maupun diskusi.

Akhirnya, perkara apa, siapa, mengapa, bagaimana perupa Jambi; posisinya, perkembangan, dalam kontelasi seni rupa Indonesia hanya bisa dijawab oleh, pertama para seniman perupa sendiri (berapa jauh dan kesungguhan berkreasi, memediasikan karya-karya perupa itu sendiri). Kedua, para pengamat, kritikus, peneliti (berapa jauh dan kesungguhan bekerja dalam kapasitas mereka. Ketiga, para patron, pendukung sponsor (seberapa jauh peranan mereka memberikan dukungan untuk melakukan investasi budaya jangka panjang). Keempat, adalah kemampuan berbagai pihak itu untuk membangun sinergi kerja sama yang kompak.

Perupa dan karya seni rupa Jambi, ini sebuah persoalan terminologi atau identitas? Siapakah sesungguhnya yang dimaksud sebagai perupa Jambi? Mereka yang lahir di Jambi? atau mereka yang pernah tinggal atau bersekolah di Jambi? Atau mereka yang mengolah karya tema-tema ke-Jambi-an? Pertanyaan itu juga terkait dengan produk karya-karya mereka? Adakah atau seperti apakah karya seni rupa Jambi?

Deretan pertanyaan itu penting dikemukakan, karena menyangkut persoalan identitas. Artinya, apakah memang penting dan perlu identitas “Perupa Jambi“ itu, kecuali sekadar diperlukan untuk identifikasi asal-asul. Sebab, lebih dari asal-usul. Pertanyaan tentang apakah karya seni rupa Jambi, menjadi penting untuk dilacak jawabannya. Mengapa? Karena sesungguhnya asal-usul, tempat tinggal, setting sosial, setting kultural, dan pengaruh, membawa dampak perubahan dalam corak karya-karya perupa di Jambi.

Melihat dan memahami Jambi dari Indonesia. Persoalan semacam itu dapat terjadi dan berlaku di mana saja, setiap daerah di Indonesia. Pokok dari persoalan itu adalah sebuah persoalan identitas. Seiring dengan irama zaman yang terus bergulir, maka perubahan menjadi keniscayaan. Karena itu, identitas baru menjadi godaan dan terus menghadang tuk segera diraih. Dalam kondisi itu, bukan tak mungkin yang terjadi adalah kebimbangan, lingkungan, bahkan mungkin kehilangan orientasi.

Bagaimana karya terjadi proses pergeseran, misal bagaimana karya-karya dari para perupa yang mengawali denyut kreativitas di Jambi dan tetap tinggal di Jambi. Dari generasi MS Hadi (1963-1978) Sabri Jamal (1978-1981), Aly Umar SMSR (1986-1990) deretan HSRI Jambi Jafar Rassuh, Suherman MS, Hadi Iriatno, Budi Veterante, Fauzi Z (1990-Sekarang ) dan Sanypas Sana Sumardi DS, sanggar seni rupa Tanah Pilih Jambi, belum lagi kelompok-kelompok seni yang lain. Di era tahun 2003- menunjukkan denyut kreativitas yang terus bergerak dan berubah, baik dari aspek tema-gaya, corak, dan tekniknya.

Dari sederetan anak-anak muda sekarang yang pameran yang berlangsung di DPRD Provinsi Jambi semakin nyata meluas eksplorasinya. Pameran bertajuk point boom, maju satu-satu damai sama-sama berupaya mewujudkan ambisi menampilkan sejumlah potensi perupa Jambi saat ini. Pameran ini dapat dijadikan titik pajak mendiskusikan tentang Jambi dan menuju pameran se-Sumatera di Provinsi Jambi. Peristiwa ini menarik dikaitkan dengan realitas, di Jambi jemput bola untuk diperhatikan. Dalam konstelasi wacana seni rupa Jambi kurang memperoleh perhatian ruang ekspose memadai. Hal itu menggambarkan, di suatu sisi kehidupan seni rupa di Jambi sesungguhnya menunjukkan wujud yang dinamis, sementara di sisi lain denyut kehidupan itu nyaris tak pernah diperhitungkan.

Read More......

7% MASYARAKAT TANJABTIM BUTA HURUF

Di awal terbentuknya kabupaten ini. Anak-anak berusia SMA, yang bersekolah hanya 34 persen, berusia SMP yang bersekolah sebanyak 75,4 persen, dan berusia SD yang bersekolah mencapai 96 persen.



Yang sudah sekolah pun ternyata banyak yang berhenti. Hampir separo dari siswa SMP dan SMA yang terpaksa berhenti karena masalah biaya.

Sementara itu, angka melek hurup baru mencapai 92,53 persen. Artinya, ada 7 persen lebih penduduk Tanjung Jabung Timur yang buta huruf.
Rendahnya kualitas pendidikan juga bisa diterawang dari data tamatan sekolah. Sebanyak 36 persen dari keseluruhan penduduk ternyata tidak atau belum bersekolah. Yang tamat SD cuma 40 persen, tamat SMP hanya 16 persen, tamat SMA sangat sedikit yakni 6 persen. Yang lebih memprihatinkan, yang menyelesaikan pendidikan tinggi cuma 1,6 persen!

Masalah lainnya adalah kondisi sekolah yang rata-rata sangat jauh dari bayangan. Bahkan, sebagian tidak layak digunakan untuk proses belajar mengajar. Hampir keseluruhan sekolah dibangun dari papan. Namun, papan ini sudah pada lapuk. Dinding-dinding sekolah berlubang. Lantai juga demikian. Persoalan minimnya tenaga guru juga menjadi faktor kendala lainnya. Menurut data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, saat ini dibutuhkan lagi sekitar 500 guru. Khusus sekolah SMA, diawal pembentukan kabupaten, hanya ada tiga SMA.

Merujuk dari kondisi mengenaskan itu, Abdullah Hich melancarkan gebrakan. Dia mengurai satu per satu benang ruwet persoalan pendidikan ini. Jauh hari, sebelum pemerintah pusat menyediakan dana kompensasi BBM untuk Biaya Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Khusus Murid (BKM), Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung sudah membebaskan murid-muridnya dari SPP dan BP3. Di tahun 2003, sebanyak 7.993 murid SMP dan SMA dibebaskan dari biaya sekolah.

Untuk ini pemerintah menganggarkan dana di APBD sebanyak Rp 577,8 juta. Dengan pembebasan biaya ini, diharapkan tidak ada lagi murid putus sekolah karena alasan biaya. Anak-anak yang tamat pendidikan dasar pun diharapkan tidak takut melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi.

Tahun berikutnya, selain murid SMP dan SMA, pembebasan biaya juga diberikan kepada seluruh siswa SD. Pemerintah merogoh kocek sebanyak Rp 1,1 miliar dari APBD untuk mendanai program ini.

Sementara itu, kelas baru terus dilakukan penambahan. Renovasi berat dan ringan terus dilakukan terhadap sekolah-sekolah yang rusak. Dengan demikian diharapkan tidak akan ada cerita tentang sekolah yang mirip kandang ayam di Tanjung Jabung Timur.

Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur memang tidak main-main mengurusi persoalan pendidikan. Ini terbukti dengan besarnya dana pendidikan yang dianggarkan melalui APBD. Di tahun 2005, dana pendidikan sebesar Rp 63,5 miliar atau sekitar 23 persen dari total anggaran.

Indikator Keberhasilan
Dalam waktu singkat, program memacu tingkat pendidikan ini berhasil terjawab. Ini dapat dilihat dari kemampuan membaca dan menulis masyarakat, pada tahun 2005 telah mencapai 95 persen.

Artinya, 95 persen dari jumlah penduduk usia di atas 10 tahun telah mampu membaca dan menulis dengan baik, hal ini telah menunjukan angka peningkatan yang menggembirakan bila dibandingkan dengan tahun 2001 yang berkisar 90,8 persen.

Keberhasilan ini juga diukur dari persentase angka partisipasi sekolah (APS), menurut data dari Dinas pendidikan Kabupaten Tanjab Timur, partisipasi sekolah berdasarkan usia sekolah, SD pada tahun 2005 telah mencapai 77 persen, SLTP 66 persen dan SMTA mencapai 60 persen.

Bila dibandingkan dengan tahun 2001 angka APS untuk SD hanya berkisaran 63 persen, SLTP 46 persen, dan SMTA 31 persen. Dapat diungkapkan, Pada tahun 2005 jumlah TK sudah sebanyak 23 buah, SD 216 buah, SMTP 27 buah dan SMTA 11 buah yang tersebar di 11 kecamatan di Kabupaten Tanjab Timur.

Dibandingkan tahun 2001, telah terjadi peningkatan yang signifikan, tahun 2001 jumlah TK hanya 4 buah, 210 buah, untuk SD dan SMTP 18 buah, serta 5 buah SMTA. Selain fasilitas gedung dan ruang kelas, jumlah guru pada berbagai jenjang pendidikan juga mengalami peningkatan cukup berarti,Pada tahun 2001 jumlah guru TK hanya 34 orang, SD 1330 guru, 200 guru SMTP dan SMTA 119 guru.Pada tahun 2005 jumlah guru terus meningkat menjadi TK sebanyak 41 orang, SD 1444 orang, 351 orang untuk SMTP dan 159 guru untuk SMTA.

Apalagi, dalam menunjang sector pendidikan ini, Pemkab Tanjabtim, telah membebaskan biaya BP3 dari jenjang SD hingga SLTA, dan Tanjabtim merupakan satu-satunya kabupaten/kota dipropinsi Jambi yang menjalankan program ini.

Dalam kesimpulannya, secara umum dapat diindikasikan bahwa Kabupaten Tanjung Jabung Timur telah memiliki landasan yang kuat dalam rangka mempersiapkan pencanangan program wajib belajar 12 tahun pada periode 2010 – 2015.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan, program lain yang dilaksanakan adalah penyetaraan S1 bagi guru SD, SMP, SMA dan penyetaraan DIII bagi guru SD, pembinaan kelas unggul, pengiriman 9 guru MIPA untuk melanjutkan belajar ke Institut Teknologi Bandung (ITB), menyelenggarakan pendidikan Program DII bekerja sama dengan Universitas Jambi, menyelenggarakan Program Diploma IV kerja sama dengan IAIN.

Read More......

PENGANTIN BARU TANAM MAGROVE

Ancaman abrasi pantai akibat kerusakan mangrove itu sangat mengkhawatirkan, terutama ketika musim angin barat air pasang cukup tinggi masuk ke perkebunan kelapa petani," katanya menjelaskan.



Ancaman abrasi di Tanjung Jabung Timur cukup tinggi. Di kawasan ini kerusakan bakau cukup tinggi akibat penebangan liar dan pembukaan tambak oleh warga desa.

Kerusakan sebagian hutan bakau tersebut dalam kurun tiga tahun terakhir ini telah menyebabkan pengikisan (abrasi) pantai yang semakin meluas. Untuk melindungi dan melestarikan cagar alam tersebut, Pemkab Tanjabtim juga telah mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda).

Bahkan, setiap pasangan penganten baru yang akan menikah diwajibkan menanam dua pohon bakau.
Kewajiban calon pengantin menaman lima pohon diharapkan nantinya bisa di Perda-kan (menjadi peraturan daerah). Upaya seperti itu meski bukan yang pertama lantaran sudah ada beberapa daerah di Indonesia melaksanakan, tidak menjadi masalah, Tidak masalah kita mencontoh yang baik, sebab ancaman kerusakan hutan di daerah itu cukup tinggi akibat pembalakan liar.

Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki tiga kawasan konservasi, yakni Taman Nasional Berbak, Hutan Rawa Lindung Lahan Gambut (HRLG), dan Cagar Beosfir Hutan Bakau (Manggrove). Dari Jambi Antara juga memberitakan delapan organisasi perempuan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Provinsi Jambi menggerakkan lebih dari 1.000 perempuan menanam 5.000 batang bibit tanaman pohon mahoni.
Pencanangan gerakan perempuan menanam dan memilihara pohon di Tanjabtim yang dipusatkan di Desa Kotabaru, Kecamatan Geragai, dipimpin Hj Mardaleny Abdullah Hich, istri Bupati setempat.

Gerakan perempuan menanam dan memilihara pohon yang serentak berlangsung di seluruh Indonesia, Mardaleny membacakan sambutan tertulis Ibu Negara Ani Susilo Bambang Yudhoyono.

Perempuan menanam dan memilihara pohon di Tanjabtim dimotori tim penggerak PKK bekerjasama dengan pemerintah daerah dan perusahan hutan tanaman industri (HTI) PT Wira Karya Sakti (WKS). Diharapkan akan terus berlangsung secara berkala mengingat wilayah pantai itu rawan terhadap abrasi dan erosi.

Dalam waktu dekat delapan organisasi tersebut bekerjasama dengan Pemkab setempat akan mengembangkan bibit bakau untuk penghijauan di hutan bakau (manggrove), Saat ini sudah ada 30.000 bibit bakau yang siap tanam di sepanjang pantai kawasan manggrove. Meski hutan lindung manggrove di Tanjabtim masih lestari, namun pengembangan bakau di wilayah pesisir pantai perlu dilakukan untuk mengantisipasi ancaman abrasi akibat gelombang pasang.

Pemkab Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Provinsi Jambi bekerjasama dengan Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA)merupakan tindak lanjut Protokol Kyoto, akan melakukan reboisasi terhadap cagar alam hutan bakau (mangrove) seluas 3.000 hektare (Ha) yang sebagian sudah mengalami kerusakan.

Abdullah Hich menambahkan, kerjasama dengan JICA itu akan segera direalisasikan dan untuk tahap awal dilakukan penyemaian atau pembibitan tanaman bakau

Moga Ngaak Tambah Gundul yaa Sob !!!

Read More......

Sengketa Berhala

Pemkab Tanjabtim dan Pemprov Jambi selama ini konsisten terhadap peraturan pemerintah pusat dengan tidak membangun atau mendirikan apapun di Pulau Berhala yang berada sekitar 12 mil dari pantai Muara Sabak, Kabupaten Tanjabtim.



Namun Pemprov Kepri tidak mengindahkan dan seakan-akan Pulau Berhala telah menjadi bagian wilayahnya, padahal dalam UU No 58/1999 tentang pembentukan empat kabupaten pemekaran di Jambi di antaranya pemekaran Tanjung Jabung (Tanjab), pulau itu menjadi bagian wilayah Tanjabtim.

Pulau Berhala itu masuk wilayah Jambi sejak dulu bahkan pada era 1980-an hingga kini sebagian besar (sekitar 50 KK) warga pulau dalam pemilu masuk ke Jambi, karena mereka warga yang memiliki KTP Tanjabtim.

Dari historis Jambi juga memiliki fakta yang kuat seperti adanya makam Datuk Paduko Berhala (Raja pertama Jambi pada Kerajaan Melayu). Jadi bukan hanya Kepri yang memiliki fakta sejarah yang akhirnya mengklaim pulau itu menjadi bagian wilayahnya.
Dalam pertemuan dengan Komisi II DPR RI dua pekan lalu dengan tim Jambi yang dipimpin Gubernur H Zulkifli Nurdin, semua fakta sejarah itu dan letak geografis kembali dibeberkan, dan itu telah berulangkali disampaikan, namun belum ada penyelesaian.

Read More......

Selamat Hari Ibu

Editor : By Anak Pesisir

Ibuku ibumu ibu kita adalah insan yang selalu berbuat, bertindak, bersedih dan bergembira buat kita. Tak ada detik yang luput, tak ada jari yang diam, tak ada kaki yang tak melangkah, tak ada otak yang tak berpikir, tak ada mata yang tak melihat, tak ada hati yang tak berdegup, tak ada telinga yang tak mendengar, tak ada hidung yang tak mencium, tak ada lidah tang tak mengecap, semuanya hanya tertuju buatmu buatku dan buat kita.



Ibuku ibumu ibu kita adalah insan yang selalu dekat dan menyayangi anak-anak mereka. Ibu tidak lain adalah insan yang selalu mengemong anaknya untuk menjadi manusia yang berguna di atas permukaan bumi dan di yaumil akhir kelak. Ibu adalah insan yang sungguh luar biasa pengorbanannya buat anak-anaknya, malahan buat suami tersayang dan tercintanya. Ibu adalah manusia tegar, bagaikan karang di dalam laut, tak pernah mau menyerah demi kelangsungan hidup anak-anaknya. Ibu semoga Ilahi memperuntukan surga buatmu.

Tahukah engkau! Ibuku ibumu ibu kita berjuang melawan maut di kala ia mau mengeluarkan kita melalui rahimnya. Tetesan keringat, jeritan pilu antara hidup dan mati diharunginya, demi kau aku dan kita untuk bisa menikmati hidup di dunia fana ini. Sadarkah kau dikala kita sudah terpancar dari rahimnya, ia pun lalu tersenyum aduhai, sehingga hilang segala kepedihan dan keperihan yang sedang dirasakannya. Tahukah kau, tiada lain semuanya adalah karena kau aku dan kita sudah dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Sudah didengarnya suara tangismu, aku kau dan kita menangis sedangkan ibu kita tersenyum penuh kebahagiaan.Amboi ibuku sayang.

Tahukah kau di kala kita baru berumur bilangan hari sampai bilangan minggu, bila seekor nyamuk singgah untuk mencoba darahmu, ia akan memburu nyamuk itu sampai tak kembali lagi, malahan dibunuhnya sehingga tidak lagi mengganggumu aku dan kita. Sadarkah kau betapa hati ibu kita, perjuangannya untuk menjaga kita siang dan malam. Tapi di tengah malam yang buta itu kita masih sempat juga menambah perjuangan panjang sang ibu dengan tangis, kencing dan mengisap puting susunya.

Tahukah dan sadarkah kau, di kala ibu kita sedang makan dengan penuh kenikmatan, maka kita menangis lagi, kita terkencing lagi, kita berak lagi. Tapi tanpa merasa jijik, jejap sedikit pun, ibu kita langsung berlari mendekati kita, lalu tanpa dipaksa dan terpaksa ibu kita membuang berak kuning yang menumpuk di dalam popok kita. Ia cuci, ia lap berak kita sampai bersih kemudian ia kenakan lagi popok kita. Lalu ibuku ibumu ibu kita makan lagi, padahal sisa-sisa berak dan kencingmu, berak dan kencingku berak dan kencing kita atau baunya masih melekat di jari jemarinya, namun ia tetap juga meneruskan makannya dengan lahap, demi untuk tetapnya air susunya mengalir untukku, untukmu dan untuk kita. Duhai betapa kasih dan sayangnya ibu kita kepada kita..

Tahukah kau di kala pagi masih dingin, kau sudah diantar ibumu ke sekolah, bukan dengan sepeda, apa lagi dengan toyota, tapi dengan berjalan kaki. Kau dan ibumu melewati pematang sawah. Sewaktu melewati jalan yang becek, kau aku dan kita digendongnya, demi menjaga baju dan sepatu sekolah kita. Anehnya kau masih meronta dan membentak ibu kita. Namun ibu kita masih diam malahan tersenyum, seolah-olah bentakanmu itu adalah nyanyian kutilang di pagi hari. Amboi mulia nian hatimu ibuku.

Tahukah kau bahwa ibumu setiap pagi memandikanmu, memasakkan makanan buatmu buatku buat kita. Tapi kau masih juga memperlihatkan ketidaksukaanmu kepada masakan ibu kita yang sudah dimasaknya dalam keadaan mata mengantuk, dalam situasi baru bangun pagi. Perutnya sendiri belum berisi, tapi dia mendahulukan perutmu perutku perut kita. Namun kita masih tidak juga menghargainya sepenuh hati segenap jiwa.

Tahukah kau di kala ibumu ibuku ibu kita sakit. Ia meminta air segelas dan mohon diurut-urut tangan dan tubuhnya yang sudah mulai keriput karena terpaksa bekerja setiap saat. Betapa pengharapan tulus, betapa keinginan nan meronta di dalam qalbunya supaya aku kau dan kita melaksanakan permohonannya. Tapi di kala itu ibuku ibumu ibu kita tidak mendapatkan keinginannya. Cuma kau aku dan kita mengtakan kata luka “aku capek mak, aku ngantuk bu, aku mau pergi main bola mama, aku harus buat PR ibu”. Namun ibuku ibumu dan ibu kita masih tersenyum dan menyuruh kita mengerjakan apa yang sudah kita katakan kepadanya. Duhai betapa kita tidak punya rasa nan bisa menyenangkan ibu kita.

Tahukah kau di kala ibu kita datang dari desa untuk mngunjungi kita dikala kita sudah sukses dalam hidup. Ia ingin berdampingan dengan kita. Ia ingin memakan sesuap nasi hasil usaha kita. Ia ingin memakai baju pemberian kita. Tapi kau aku dan kita memperlihatkan muka tak senang, hati tak sayang kepada ibuku ibumu ibu kita. Lalu ia kembali ke desa dengan hati nan entah bagaimana. Tapi kasih sayangnya tak putus jua kepada kita. Ia masih tetap bangga dengan anaknya yang durhaka kepada dirinya. Ia masih jua mendoakan kita supaya tetap diberkahi Ilahi hidup kita.

Sadarkah kau di kala ibu kita minta tolong kepada kita untuk membelikan minyak tanah sebotol ke warung tetangga yang jaraknya hanya dua ratus meter dari rumah kita, lalu kau membentak ibumu, hanya disebabkan kau sedang asyik bermain bola atau bermain karet di halaman rumah tetangga. Amboi, betapa durhakanya kau pada ibumu yang sudah berkorban untukmu yang tak terhitung nilainya

Tahukah dan sadarkah kau wahai sang aku sang kau sang kita, di kala ibumu sudah pergi. Di kala ibumu sudah berpindah ke alam lain, kaupun tinggal untuk selamanya dan entah akan ketemu atau tidak lagi dengan ibu kita. Pada saat itu rindu nan dalam, kasih nan tak sampai, sayang nan tak akan bisa berlabuh lagi, datang meronta dan malahan merobek-robek qalbu. Ingin dan ingin lagi bertemu dengan ibu. Ingin lagi merasakan kasih sayangnya, belaiannya, kerinduannya kepada kita. Tapi apa lacur dia sudah tiada, dia sudah pergi tuk selamanya. Namun rindu ini mau diapakan. Rasa yang selalu mengepak-ngepak di dada mau diredakan dengan apa. Duhai bundaku sayang, tenanglah engkau di dalam sana.

Tahukah kau bahwa kau adalah insan yang durhaka kepada ibumu. Sebab di kala dia tidak ada lagi di dunia ini. Kau masih berleha-leha. Kau masih menenteng dan ingin menguasai dunia tanpa hirau dengan ibumu yang terbaring di dalam kuburnya. Mengapa kau tidak mendoakannya. Mengapa robbigh firli waliwalidayya warham huma kama robbayani saghira tidak kau ucapkan setiap kau selesai mengerjakan shalat lima waktu. Atau kau tak hirau dengan ibumu sehingga kau tidak mendoakannya setelah selesai shalat, atau kau tidak shalat sama sekali. Duhai betapa kejamnya kau sebagai manusia, sebagai seorang anak sehingga kau biarkan ibumu dalam keadaan dahaga dan menjerit pedih dan pilu mohon pertolongan darimu yang masih bisa menggerakkan bibir, lidah dan hatimu.

Tahukah kau lukamu lukaku luka kita tidak seberapa bila dibandingkan dengan kasih sayang yang disemai ibuku ibumu ibu kita kepada kita. Dari tak tahu kita dijadikannya tahu. Dari tak berdaya kita dijadikannya berdaya. Segala apa yang ia punya, tanpa sungkan dan berbasa-basi ia berikan kepada kita. Semuanya tidak lain ujud dan maksudnya adalah untuk kesenangan, untuk kebahagiaan kita. Kini haruskah semuanya itu kita lupakan, seperti batu yang dilemparkan ke dalam lautan. Mari pada hari ini kita merenung dalam kealfaan yang panjang. Mari hari ini kita pertanyakan kepada diri kita sebagai seorang anak, haruskah semuanya begini, haruskah kita diam dan bungkam tanpa suara dan kata. Mari kita sadarkan diri kita, sehingga kita mampu dan dengan senang hati mendoakan ibu kita. Semoga Ilahi memberikan petunjuk buatmu, buatku buat kita.

Ibu benar-benar insan yang tidak ternilai harga dan jasanya. Ia selalu berbuat untuk anak-anaknya dengan penuh kasih sayang dan tanpa pamrih. Tak ada hari-harinya yang sepi dari pekerjaan. Sebab semua detik di hari-hari itu dilimpahkannya semata-mata buat anandanya yang tersayang.

Ibu betul-betul insan yang harus dihormati, insan yang bekerja tak pernah jenuh, tak pernah mengeluh, tak pernah resah dan gelisah, malahan tak pernah pamrih. Kegelisahan ibu, keresahan sang mama tidak ada, kecuali kalau ia belum mampu mencukupi kebutuhan anak-anaknya. Namun demikian, apapun daya, apapun upaya akan dilakukan sang ibu demi memenuhi kebutuhan anak-anak mereka. Sungguh luar biasa apa yang sudah dilakukan oleh sang ibu buat anak-anak mereka, sehingga ibu tak kenal siang, tak tahu malam demi untuk anak kandung si biran tulang. Aduhai bunda, betapa suci hati dan perjuanganmu.

Pada bulan ini, pada tanggal 22 Desember ini adalah Hari Ibu. Hari nan perlu untuk merenung tentang ibu. Hari yang kita jadikan sebagai tonggak untuk menanamkan rasa dan kesadaran, cinta dan kasih sayang, rindu dan kangen-kangenan. Sehingga untuk masa selanjutnya, maka hari-hari ini bersama ibu kita akan selalu tercipta keharmonisan. Tak ada hari tanpa saling menumpahkan rasa sayang, rasa kasih antara ibu dengan anak-anaknya, antara ibu dengan suaminya dan begitu juga sebaliknya. Betapa damainya, betapa indahnya, betapa bahagianya, betapa eloknya hari-hari yang dilalui, bila rasa kasih,rasa sayang di atas sebuah rumah tetap terjaga dan bersemi sepanjang hari. Mengasyikan nian. Duhai ibu ciptakan kasih, berikan sayang, dan lumurkan kedamaian, serta taburlah senyum setiap detik di atas rumah kita.

Pada hari ibu ini mari merenung kembali, mari bertanya kembali, mari meninjau hati masing-masing. Sudahkah kita saling menyayangi. Sudahkah kita saling mengasihi. Sudahkah kita saling hidup rukun di atas rumah sendiri. Ibu, engkau adalah insan dambaan untuk penyejuk hati, untuk pelindung duka, untuk pembasmi luka, untuk pengusir lara. Sebab kau hanya terlahir buat aku ibu.

Pada hari ibu ini tak ada gunanya senyum yang ditebar, tak ada gunanya kasih sayang yang mekar, tak ada gunanya kebahagiaan yang dipertontonkan, kalau semuanya hanya sebagai hal-hal semu belaka. Ciptakanlah suasana kasih yang tak terbatas, untailah rindu yang tak bertepi, tebarlah rasa sayang yang tak berujung, taburlah keharmonisan yang tak berjangka. Di Penghujung semuanya ini insyaallah akan kita tuai kebahagiaan yang abadi, sehingga batasnya hanya di kala kita sudah dipanggil oleh malaikatulmaut, di kala sudah masuk liang lahat. Betapa indahnya rumah tangga, betapa sahdunya hidup di dunia, jika semuanya itu merealita. Mari kita ciptakan bersama hidup yang bermakna dan penuh rasa kasih dan sayang demi kemaslahatan hidup yang tidak fana ini.

Ibu… Terima kasih kau sudah menyimpanku di dalam rahimmu.

Ibu… terimalah sembahku, sebab kau sudah melahirkanku ke dunia ini.

Ibu… tak ada duka bila aku berada di pangkuanmu.

Ibu… luka dan bisa merayap menyelinap pergi entah kemana di kala aku dalam

lumuran senyummu.

Ibu … kau tebar kasih, kau jala sayang, kau lapun senyum semuanya buatku

Ibu… aku tak akan pernah mengucapkan selamat jalan padamu sebab kau harus

selalu ada di dalam qalbuku.

Ibu … aku selalu berlayar di dalam senyummu, senyum yang tak ada duanya

Ibu… aku ada karena kau ada

Ibu …aku sayang padamu

Read More......

e-Government Tanajabtim ???

Kalangan DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Timur, mempertanyakan pelaksanaan Proyek Pembangunan Informasi Teknologi Electronik Government (e-Government) Pemkab Tanjung Jabung Timur. Pasalnya batas akhir penyelesaian proyek tersebut akhir Bulan Desember ini.



Menurut Anggota Komisi B DPRD Tanjung Jabung Timur, Sabaruddin proyek ini belum terlihat sama sekali dimulai pekerjaannya. Proyek yang dimenangkan oleh PT. Telkom ini senilai Rp 3,9 Miliar ini, harus rampung pada akhir anggaran 2008, Bulan Desember mendatang.

Kepala Media Center Pemkab Tanjab Timur Novendra Effendi mengatakan, proyek IT jauh lebih tinggi teknologinya jika dibandingkan penanganan teknologi internet biasa seperti yang dikelola oleh MC.

Selain memiliki tenaga teknis sendiri juga masih dibantu oleh provider jaringan internet yang siap melayani 24 jam. ‘’Nah, apakah nanti IT ini bisa begitu. Ini proyek besar dan jangkauanya juga luas hingga melayani seluruh kecamatan. Jangan-jangan setelah selesai proyek, IT ini terbengkalai,’’

Lantas apa komentar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tanjab Timur terkait sorotan tersebut? Mustafa Kamal mengatakan, proyek pembangunan IT sampai saat ini terus dikerjakan oleh PT Telkom selaku rekanan proyek tersebut.

Dalam tahun 2008 ini, sambungnya, ada tiga item yang dikerjakan, antara lain, Tele Conference, Web Site dan Sistim Informasi Administrasi Kependudukan di 11 kecamatan dan 23 SKPD.‘’Proyek tersebut saat ini sedang dikerjakan oleh PT Telkom dan diperkirakan 15 Desember 2008 mendatang akan selesai,’’

Bagaimana kalau seandainya tidak mampu dikerjakan sampai berakhirnya tahun anggaran 2008? Mustafa mengatakan, kontrak kerja baru akan berakhir 25 Desember 2008, jika lewat dari tenggat waktu tersebut pekerjaan belum juga selesai, pihaknya akan melakukan pemutusan kontrak kerja dan tidak akan melakukan pembayaran terhadap pekerjaan yang sudah dilakukan.

Di samping itu, perusahaan tersebut juga akan didenda atas keterlambatan itu. ‘’Namun demikian, kita yakin PT Telkom mampu menyelesaikan pekerjaan itu tepat waktu dikarenakan itu merupakan keahlian mereka ditambah lagi Telkom merupakan perusahaan nasional,’’ tegasnya, seraya mengatakan, PT Telkom juga belum mengambil uang muka proyek tersebut.

Read More......

Tanjabtim Masih Abaikan Potensi Bahari

Pembangunan wisata bahari di kawasan pantai timur Provinsi Jambi hingga kini masih terabaikan. Sarana dan prasarana wisata di wilayah itu sangat miskin.



Objek-objek wisata bahari berupa pantai dan pulau-pulau di wilayah pesisir sulit dijangkau karena minimnya transportasi, penginapan dan akomodasi di kawasan objek wisata juga sangat terbatas. Kondisi demikian membuat objek-objek wisata bahari tersebut kurang dilirik wisatawan.

Pembangunan objek wisata bahari di wilayah Kabupaten Tanjungjabung Timur (Tanjabtim) kurang mendapatkan perhatian pemerintah setempat karena sektor wisata belum dianggap sebagai salah satu sumber penghasilan daerah.

Selama ini, pemerintah daerah cenderung menilai sektor wisata sekedar pelengkap pembangunan daerah. Sikap tersebut membuat mereka kurang memperhatikan pembangunan wisata. Hal ini tampak dari minimnya dana pembangunan bidang pariwisata dalam anggaran pembangunan daerah.

Dia menyayangkan ketertinggalan pembangunan wisata bahari di pantai timur Jambi tersebut. Padahal objek wisata tersebut berpotensi besar meningkatkan kunjungan wisatawan ke Jambi. Baik kunjungan wisatawan Nusantara, maupun wisatawan mancanegara.

Seluruh objek wisata bahari di pantai timur Jambi memiliki potensi besar menarik wisatawan Nusantara dan mancanegara. Objek wisata tersebut sangat dekat dengan pusat-pusat perdagangan dunia seperti Batam, Kepulauan Riau, Malaysia dan Singapura. Namun potensi wisata itu belum dilirik wisatawan karena sarana dan prasarana wisata yang sangat minim," katanya.

Read More......